
Peran Tokoh Agama dalam Menjaga Kondusivitas di Kabupaten Pati
Menjelang aksi unjuk rasa besar-besaran yang akan digelar di Kabupaten Pati, situasi sosial dan politik di wilayah tersebut menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak. Salah satunya adalah para tokoh agama yang menginginkan adanya solusi yang seimbang dan damai. Aksi ini terkait dengan kebijakan Bupati Pati Sudewo yang menaikkan pajak PBB-P2 sebesar 250 persen, yang dinilai tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
Pada hari Senin (11/8/2025), para tokoh agama yang tergabung dalam Forum Organisasi Sosial Keagamaan (Forsika) Kabupaten Pati menggelar pertemuan untuk menyampaikan pandangan mereka. Mereka meminta Bupati Sudewo melakukan introspeksi terhadap kebijakan yang diambil secara sepihak tanpa melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan stakeholder lainnya.
Dalam pernyataan sikap Forsika Pati yang dibacakan oleh KH Abdul Karim di Mapolresta Pati, mereka menyuarakan agar Bupati Sudewo meminta maaf kepada masyarakat atas kebijakan yang dianggap tidak transparan. KH Abdul Karim, yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pati, menyerahkan Pernyataan Sikap secara simbolis kepada Kapolresta Pati Kombespol Jaka Wahyudi sebagai bentuk dukungan terhadap terciptanya suasana kondusif.
Meskipun menuntut permintaan maaf, Forsika Pati juga mengapresiasi langkah Bupati Sudewo yang telah menerima aspirasi masyarakat untuk membatalkan kenaikan pajak PBB-P2 serta mengembalikan sistem pembelajaran enam hari sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa ada kesadaran dari pemerintah setempat terhadap kepentingan masyarakat.
Selain itu, Forsika Pati juga mengimbau masyarakat yang akan melakukan demonstrasi pada 13 Agustus 2025 agar tetap menjaga ketertiban dan keamanan. Mereka meminta agar tidak terjadi tindakan anarkis atau ujaran kebencian selama aksi tersebut berlangsung.
Lebih lanjut, Forsika Pati meminta aparat keamanan untuk menggunakan pendekatan persuasif dan humanis dalam menangani aksi unjuk rasa yang akan digelar. Mereka menekankan pentingnya menjaga hubungan yang baik antara pihak keamanan dan masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik yang lebih besar.
Terakhir, Forsika Pati mengajak seluruh masyarakat untuk melaksanakan doa bersama agar situasi Kabupaten Pati tetap kondusif, aman, dan damai. Doa ini diharapkan dapat menjadi bentuk dukungan spiritual bagi semua pihak yang terlibat dalam situasi yang sedang berlangsung.
Surat Pernyataan Sikap ini ditandatangani oleh segenap presidium Forsika Pati yang terdiri atas beberapa tokoh agama ternama, seperti Ketua MUI Pati KH Abdul Karim, Ketua PCNU Pati KH Yusuf Hasyim, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Pati Muhammad Luqman, Ketua PC Muslimat NU Pati Umi Hanik, Ketua PC Fatayat NU Muna Asshofa, Ketua PD Aisyiyah Tjahyani Hasana, dan sejumlah ketua organisasi keagamaan lainnya. Dengan komitmen ini, Forsika Pati berharap dapat menjadi mediator yang efektif dalam menjaga harmoni sosial di Kabupaten Pati.