
Edukasi Ikidangbang.CO.ID,BANDUNG-- Nadif Alfarizi (16 tahun) menjadi satu-satunya siswa yang diterima di SMA Tamansiswa Bandung, Jalan Tamansiswa, Kota Bandung. Ia mengaku sempat kaget mengetahui hanya satu-satunya yang diterima di sekolah meski akhirnya memilih tetap melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut.
Ditemui di SMA Tamansiswa, Nadif mengaku tetap memilih SMA Tamansiswa Bandung meski hanya seorang diri yang masuk ke sekolah tersebut. Ia melihat SMA Tamansiswa menjadi sekolah yang melahirkan banyak atlet profesional.
Alasan itulah, ia katakan yang menjadi pertimbangan dirinya tetap bersekolah di SMA tersebut. "Memang pilihan saya. Karena ini sekolah para atlet juga, ingin jadi atlet. Saya di bidang bela diri, tarung derajat. Dari SD sudah ikut tarung derajat," ujar dia belum lama ini.
Nadif mengaku belajar seorang diri baginya tidak menjadi masalah. Sebab dapat lebih fokus dan nyaman serta tidak perlu malu bertanya kepada guru apabila tidak mengerti soal pelajaran.
"Kalau belajar lebih fokus, lebih nyaman, kalau kurang ngerti tinggal nanya aja gak malu. Kalau banyak mah suka malu sama teman-teman," kata dia.
Alumni SMP 31 ini mengungkapkan tidak mempermasalahkan hanya dirinya yang belajar di kelas 10. Baginya, yang penting saat ini adalah belajar.
"Gak ada masalah, yang penting belajar," ungkap dia.
Ia sendiri baru mengetahui hanya seorang diri yang masuk setelah diterima di sekolah tersebut. Pada saat mendaftar, Nadif mengaku mengetahui terdapat tujuh orang yang mendaftar dan setelah itu banyak yang pindah ke sekolah negeri.
Ia mengaku sempat beberapa kali mendaftar ke sekolah negeri melalui jalur prestasi. Akan tetapi, gagal dan akhirnya memilih untuk belajar di SMA Tamansiswa.
"Sekarang lagi persiapan BK Porda sama Popda, ikut kontingen Kota Cimahi. Alhamdulillah lolos untuk BK Porda itu, sekarang masuk seleksi tim," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Bidang Organisasi dan Panitera Yayasan Taman Siswa, Anwar Hadjah mengatakan calon siswa yang mendaftar ke SMA Tamansiswa sebanyak 12 orang. Namun, seiring waktu beberapa di antaranya pindah ke sekolah negeri.
"Jadi tinggal dua, kemudian yang satu juga enggak ada beritanya, tinggal satu orang," ucap dia ditemui di Bandung, Jumat (25/7/2025).
Ia menuturkan kondisi tersebut berbeda jika dibandingkan tahun 2024 yang menerima 12 orang siswa. Sementara itu, siswa yang mendaftar ke SMK tahun ajaran baru mencapai lima orang.
Namun, seiring waktu mereka pindah ke sekolah negeri sehingga SMK Tamansiswa tidak memiliki siswa. Ia mengaku sempat terdapat satu orang siswa SMK yang mendaftar dan masuk akan tetapi tidak bertahan.
"Padahal sudah bayar itu, sudah bayar mereka itu ya tapi karena pasti lebih milih negeri gitu ya," ungkap dia.
Sementara itu siswa SMP yang mendaftar belasan kini yang resmi bersekolah hanya enam orang. Meski hanya terdapat satu siswa yang bersekolah, pihaknya tetap akan bertanggung jawab memberikan pelajaran kepada siswa tersebut.
"Iya tetap tetap kita kan harus bertanggung jawab gitu ya. Jadi tetap dilakukan, gurunya juga semangat. Siswa-siswanya walaupun satu tapi dia semangat untuk terus belajar," kata dia.