Menteri Sosial: Kursi Guru Sekolah Rakyat yang Mengundurkan Diri Sudah Terisi

Featured Image

Penjelasan Menteri Sosial tentang Pemenuhan Posisi Guru di Sekolah Rakyat

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul memberikan penjelasan terkait pemenuhan posisi guru yang kosong di Sekolah Rakyat. Menurutnya, seluruh posisi tersebut kini sudah terisi oleh guru-guru baru yang telah dipilih dan ditempatkan sesuai kebutuhan.

Gus Ipul menjelaskan bahwa sebelumnya beberapa posisi guru kosong karena ada guru yang tidak memenuhi panggilan kerja meskipun telah diterima sebagai guru Sekolah Rakyat. Ia menegaskan bahwa para guru tersebut pernah mengikuti seleksi dan pembekalan, serta berkomitmen untuk menjalankan tugas sebagai kepala sekolah rakyat. Namun, setelah proses seleksi selesai, mereka memutuskan untuk mundur dari posisi tersebut.

"Kami menghormati keputusan mereka, meskipun tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan Sekolah Rakyat," ujarnya.

Penggantian Guru yang Tidak Memenuhi Panggilan

Gus Ipul juga menyampaikan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) telah melakukan penggantian terhadap guru-guru yang tidak dapat memenuhi panggilan kerja. Proses pergantian ini dilakukan dengan cepat agar tidak mengganggu proses belajar mengajar di Sekolah Rakyat.

Ia menegaskan bahwa saat ini semua posisi guru yang kosong telah terisi. Meski begitu, pelantikan resmi akan dilakukan bersama dengan guru-guru dari 59 titik Sekolah Rakyat lainnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan dan keseragaman dalam pelayanan pendidikan.

Selain itu, proses rekrutmen guru baru juga dilakukan untuk siswa yang mengundurkan diri. Dari total 9.705 murid Sekolah Rakyat, sebanyak 115 orang atau sekitar 1,4 persen memilih untuk keluar dari program tersebut.

Upaya Persuasif untuk Menjaga Keberlanjutan Sekolah Rakyat

Meskipun jumlah siswa yang mengundurkan diri tergolong kecil, Kemensos tetap berupaya keras untuk mempertahankan siswa dan orang tua yang masih ingin melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat. Berbagai langkah persuasif dilakukan, seperti sosialisasi dan diskusi langsung dengan keluarga siswa.

Namun, Gus Ipul mengakui bahwa keputusan untuk mengundurkan diri adalah hak dari siswa dan orang tuanya. "Kami tidak bisa memaksa, meskipun kami sangat berharap mereka tetap bertahan," ujarnya.

Distribusi Siswa yang Mengundurkan Diri

Dalam data yang disampaikan, daerah dengan jumlah siswa Sekolah Rakyat yang mengundurkan diri terbanyak adalah Jawa dan Sulawesi. Setelah itu, Sumatera dan Kalimantan juga mencatatkan angka yang cukup signifikan.

Secara lebih detail, terdapat 35 siswa dari Jawa dan 35 siswa dari Sulawesi yang mengundurkan diri. Di Sumatera, jumlahnya mencapai 26 siswa, sedangkan di Kalimantan sebanyak 10 siswa. Daerah lain seperti Bali dan Nusa Tenggara memiliki 4 siswa yang keluar, sementara Maluku mencatatkan 5 siswa.

Sementara itu, di Papua tidak ada siswa yang mengundurkan diri. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut masih cukup stabil dalam menjaga partisipasi siswa di Sekolah Rakyat.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال